Selanjutnya, kepemimpinan Buyut Resep digantikan oleh Buyut Windu
yang berasal dari Padepokan Luragung. Buyut Windu kemudian menjadi kuwu
ke dua di Padepokan Winangun beliau memimpin Padepokan dari tahun 1518 M
sampai wafat (meninggal) pada tahun 1585 M.
Setelah wafat, Buyut Windu digantikan oleh Ki Ageng Kertarasa alias
Mangun Tapa yang berasal dari Cirebon. Masa kepemimpinan Ki Ageng
Kertarasa sebagai kuwu ke tiga pada tahun 1585 M sampai tahun 1605
M,Pada masa kepemimpinan Ki Ageng Kertarasa awal mula dibukanya hubungan
dengan Kasultanan Cirebon dibawah pimpinan Syech Syarif Hidayatullah
(Sunang Gunungjati).Setelah wafat beliau digantikan
oleh Ki Ageng Sumpena kemudian beliau memimpin Padepokan Winangun
pada tahun1605M sampai tahun 1620 M. Selanjutnya kuwu ke lima ialah Ki
Ageng Taruna yang memimpin Padepokan Winangun pada tahun 1620 M sampai
tahun 1638 M.
Setelah itu pada masa kolonialisme Belanda dan Jepang pada
tahun1638 M sampai tahun 1945 M mulai diperkenalkan sebutan desa,
Tepatnya pada tanggal 9 Desember 1739 Padepokan Winangun diganti menjadi
Desa Induare. Sedangkan kuwu yang memimpin pada saat itu adalah Buyut
Kertajaya yang berasal dari Padepokan Linggasana Cilimus pada tahun 1638
M sampai tahun 1742 M.
Kepemimpinan kuwu ke tujuh yakni Buyut Sastra Sujatma, menjadi masa
bersejarah bagi masyarakat Desa Induare. Hal ini karena pada tanggal 11
Desember 1946 (12 Rabiul Awal 1366 H) Desa Induare diganti nama menjadi
Desa Kertawinangun entah dari mana kata Kertawinangun di ambil, yang
jelas sanpai saat kini nama desa masih Desa Kertawinangun.
Desa Kertawinangun Kecamatan Mandirancan kini berusia 271 tahun
yang dirayakan pada hari Kamis 9 Desember 2010. Namun, sejak berdirinya
desa Kertawinangun baru kali ini merayakan ulang tahun.
Perayaan ulang tahun yang baru pertama dilaksanakan, menurut
Kepala Desa, Bp.H. KARISA, diharapkan bisa menjadi renungan bagi seluruh
komponen masyarakat desa Kertawinangun. Selain itu, bisa pula menjadi
ajang untuk mewujudkan Desa Kertawinangun yang kertaraharja dan tetap
jaya.
“Dari mulai berganti nama hingga sekarang, Desa Kertawinangun tetap aman
dan damai. Masyarakatnya pun tetap agamis dan selalu menjaga budaya
gotong-royong,”
Desa Kertawinangun di kelilingi hamparan sawah yang luas yang
hijau nan indah karna desa Kertawinangun terletak di kaki guning
Ciremai.
Kertawinangun adalah desa di kecamatan Mandirancan, Kuningan, Jawa
Barat, Indonesia.Iklimnya sejuk Masyarakatnya kebanyakan sebagai
petani.Tetapi tidak banyak warga yang merantau ke Kota-kota besar
seperti Cirebon, Bandung, Jakarta,Dll, Di Desa Kertawinangun memiliki
dua SD (Sekolah Dasar) yang menjadi andalan desa. Jarak dari Desa
Kertawinangun ke Kecamatan Mandirancan sekitar 3 (tiga) Km.Desa
Kertawinangun memeiliki makanan khas yang beraneka ragam seperti Papais
koci, Rangginang, rempeyek, keripik pisang, dan jenis keripik lainnya
merupakan jenis makanan khas desa ini. Di Desa ini ada suber mata air
yang potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata namanya Cinduar.
Desa Kertawinangun
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Kuningan
Kecamatan Mandirancan
Luas : 153.201 Ha
Jumlah penduduk : L: 1356 orang/jiwa dan P: 1324 orang/jiwa jumlah keseluruhan : 2680orang/jiwa
MAKANAN KHAS
Kripik pisang
Emping melinjo
Rangginang
Opak ketan
Kueh satu
Papais koci
KESENIAN &BUDAYA KHAS DAERAH
Calung
Wayang golek
Genjring
Rudat
OBYEK WISATA
Curug Cinduare
Curug Hawu
Kolam renang Cinduare
Terapi ikan Cikotok
Curug Ciraweswes
sumber : Sejarah desa Kertawinagun