Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Minggu, 20 Januari 2013

Sejarah Desa Kertawinangun

      Menurut sesepuh desa, orang pertama yang menginjakan kaki di desa Kertawinangun dan sekaligus sebagai pendiri Padepokan Winangun adalah Buyut Resep (pada pada masa itu belum mengenal nama desa akan tetapi masih sebutan Padepokan). Dia kemudian diangkat menjadi kuwu pertama di padepokan tersebut pada sekitar tahun 1408 M dan beliau memimpin Padepokan sampai tahun 1518 M.
      Selanjutnya, kepemimpinan Buyut Resep digantikan oleh Buyut Windu yang berasal dari Padepokan Luragung. Buyut Windu kemudian menjadi kuwu ke dua di Padepokan Winangun beliau memimpin Padepokan dari tahun 1518 M sampai wafat (meninggal) pada tahun 1585 M.
Setelah wafat, Buyut Windu digantikan oleh Ki Ageng Kertarasa alias Mangun Tapa yang berasal dari Cirebon. Masa kepemimpinan Ki Ageng Kertarasa sebagai kuwu ke tiga pada tahun 1585 M sampai tahun 1605 M,Pada masa kepemimpinan Ki Ageng Kertarasa awal mula dibukanya hubungan dengan Kasultanan Cirebon dibawah pimpinan Syech Syarif Hidayatullah (Sunang Gunungjati).Setelah wafat beliau digantikan
     oleh Ki Ageng Sumpena kemudian beliau memimpin Padepokan Winangun pada tahun1605M sampai tahun 1620 M. Selanjutnya kuwu ke lima ialah Ki Ageng Taruna yang memimpin Padepokan Winangun pada tahun 1620 M sampai tahun 1638 M.
        Setelah itu pada masa kolonialisme Belanda dan Jepang pada tahun1638 M sampai tahun 1945 M mulai diperkenalkan sebutan desa, Tepatnya pada tanggal 9 Desember 1739 Padepokan Winangun diganti menjadi Desa Induare. Sedangkan kuwu yang memimpin pada saat itu adalah Buyut Kertajaya yang berasal dari Padepokan Linggasana Cilimus pada tahun 1638 M sampai tahun 1742 M.
     Kepemimpinan kuwu ke tujuh yakni Buyut Sastra Sujatma, menjadi masa bersejarah bagi masyarakat Desa Induare. Hal ini karena pada tanggal 11 Desember 1946 (12 Rabiul Awal 1366 H) Desa Induare diganti nama menjadi Desa Kertawinangun entah dari mana kata Kertawinangun di ambil, yang jelas sanpai saat kini nama desa masih Desa Kertawinangun.
         Desa Kertawinangun Kecamatan Mandirancan kini berusia 271 tahun yang dirayakan pada hari Kamis 9 Desember 2010. Namun, sejak berdirinya desa Kertawinangun baru kali ini merayakan ulang tahun.
       Perayaan ulang tahun yang baru pertama dilaksanakan, menurut Kepala Desa, Bp.H. KARISA, diharapkan bisa menjadi renungan bagi seluruh komponen masyarakat desa Kertawinangun. Selain itu, bisa pula menjadi ajang untuk mewujudkan Desa Kertawinangun yang kertaraharja dan tetap jaya.
“Dari mulai berganti nama hingga sekarang, Desa Kertawinangun tetap aman dan damai. Masyarakatnya pun tetap agamis dan selalu menjaga budaya gotong-royong,”
       Desa Kertawinangun di kelilingi hamparan sawah yang luas yang hijau nan indah karna desa Kertawinangun terletak di kaki guning Ciremai.
     Kertawinangun adalah desa di kecamatan Mandirancan, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.Iklimnya sejuk Masyarakatnya kebanyakan sebagai petani.Tetapi tidak banyak warga yang merantau ke Kota-kota besar seperti Cirebon, Bandung, Jakarta,Dll, Di Desa Kertawinangun memiliki dua SD (Sekolah Dasar) yang menjadi andalan desa. Jarak dari Desa Kertawinangun ke Kecamatan Mandirancan sekitar 3 (tiga) Km.Desa Kertawinangun memeiliki makanan khas yang beraneka ragam seperti Papais koci, Rangginang, rempeyek, keripik pisang, dan jenis keripik lainnya merupakan jenis makanan khas desa ini. Di Desa ini ada suber mata air yang potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata namanya Cinduar.

Desa Kertawinangun
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Kuningan
Kecamatan Mandirancan
Luas : 153.201 Ha
Jumlah penduduk : L: 1356 orang/jiwa dan P: 1324 orang/jiwa jumlah keseluruhan : 2680orang/jiwa


MAKANAN KHAS


Kripik pisang

Emping melinjo

Rangginang

Opak ketan

Kueh satu

Papais koci



KESENIAN &BUDAYA KHAS DAERAH




Calung

Wayang golek

Genjring

Rudat



OBYEK WISATA


Curug Cinduare
Curug Hawu
Kolam renang Cinduare
Terapi ikan Cikotok
Curug Ciraweswes




sumber : Sejarah desa Kertawinagun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar